Sabtu, 13 Juni 2009

SHAHIH AT-TARGHIB WA AT-TARHIB
oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani


  • Hadits Ahad: Hadits yang sanadnya tidak mencapai derajat mutawatir.
  • Hadits Dha’if: Hadits yang tidak memenuhi syarat hadits maqbul (yang diterima dan dapat dijadikan hujjah), dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.
  • Hadits Gharib: Hadits yang diriwayatkan sendirian oleh seorang rawi dalam salah satu periode rangkaian sanadnya.
  • Hadits Hasan: Hadits yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan memiliki hafalan yang sedang-sedang saja (khafif adh-Dhabt) dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanadnya, serta tidak syadz dan tidak pula memiliki illat.
  • Hadits Masyhur: Hadits yang memiliki jalan-jalan riwayat yang terbatas, lebih dari dua jalan, dan belum mencapai derajad mutawatir.
  • Hadits Matruk: Hadits yang di dalam sanadnya terdapat rawi yang tertuduh sebagai pendusta.
  • Hadits Maudhu’: Hadits dusta, palsu dan dibuat-buat yang dinisbatkan kepada Rasulullah.
  • Hadits Mudhtharib: Hadits yang diriwayatkan dari seorang rawi atau lebih dalam berbagai versi riwayat yang berbeda-beda, yang tidak dapat ditarjihkan dan tidak mungkin dipertemukan antara satu dengan lainnya. Mudhtharib (goncang).
  • Hadits Mudraj: Hadits yang di dalamnya terdapat tambahan yang bukan darinya, baik dalam matan atau sanadnya.
  • Hadits Munkar: Hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang dha’if dan riwayatnya bertentangan dengan riwayat para rawi tsiqah. Hadits Mutawatir: Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang rawi dalam setiap tabaqah, sehingga mustahil mereka semua sepakat untuk berdusta.
  • Hadits Shahih: Hadits yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan memiliki tamam adh-Dhabt (hafalan yang hebat) dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanadnya, sehingga tidak syadz dan tidak pula memiliki illat.

0 komentar:

zam82zam.blogspot | Template by - Abdul Munir - 2008